BAB
I
PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan dipercaya sebagai alat
strategis untuk meningkatkan taraf hidup manusia, karena melalui pendidikan ini
manusia menjadi cerdas, memiliki skill, memiliki sikap hidup yang baik,
sehingga dapat bergaul dengan baik di masyarakat dan dapat menolong diri
sendiri, keluarga dan masyarakat. Pendidikan menjadi investasi yang memberi
keuntungan, baik dalam kehidupan sosial maupun pribadi yang menjadikan bangsa
ini bermanfaat dan menjadikan individunya menjadi manusia yang memiliki
derajat. Oleh karena pendidikan, kemampuan manusia terus diasah agar memiliki
ketajaman dalam memecahkan berbagai masalah dalam kehidupan sehari-harinya,
sehingga memiliki kepribadian yang mandiri dan mampu bertanggung jawab, serta
memiliki pemahaman, toleransi dan apresiasi terhadap orang lain.
Terbentuknya
administrasi personalia ini diharapkan dapat diketahui dengan jelas dan
obyektif kekuatan dan kelemahan pengelolaan maupun kegiatan pendidikan
disekolahan umum dan madrasah baik negeri maupun swasta.
B. Rumusan
Masalah
1. Apa
pengertian Administrasi Personalia?
2. Bagaimana
ruang lingkup Administrasi Personalia?
3. Apa
tujuan Administrasi Personalia?
4. Apa
saja kebijakan dalam Administrasi Personalia?
5. Apa
prinsip dasar manajemen personalia?
C. Tujuan
Masalah
1.
Mengetahui
Pengertian Administrasi
Personalia.
2.
Mengetahui
ruang lingkup Administrasi Personalia
3.
Mengetahui
tujuan Administrasi Personalia.
4.
Mengetahui
kebijakan
dalam Administrasi Personalia
5. Mengetahui prinsip
dasar manajemen personalia.
BAB
II
PEMBAHASAN
PEMBAHASAN
A. Arti
Administrasi Personalia
Administrasi
Personalia terdiri dari dua kata Administrasi dan Personalia. Arti administrasi
antara lain:
1. Segenap
proses penyelenggaraan dalam setiap usaha kerja sama sekelompok orang untuk
mencapai tujuan tertentu (the liang gie).
2. Keseluruhan
proses kerja sama antara dua orang atau lebih yang berdasarkan rasionalitas
tertentu untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan sebelumnya (siagran).
Personalia
berasal dari kata personil atau personnel yang mempunyai arti yang sama, yang
berarti pegawai. Sehingga Administrasi Personalia tidak lain adalah
administrasi dalam bidang pegawai atau kepegawaian yaitu administrasi yang
menangani masalah kepegawaian dalam suatu badan usaha atau lembaga seperti
perencanaan, pelaksanaan dan pengontrolan tenaga kerja untuk tercapainya tujuan
yang telah ditentukan terlebih dahulu. [1]
B. Ruang
lingkup Administrasi Personalia
Agar pegawai bisa
bekerja secara efektif dan efisien, diperlukan pegawai-pegawai yang cukup
cerdas dan terampil, untuk memperoleh pegawai yang cerdas dan terampil, perlu
diadakan pencarian dan penyaringan calon-calon pegawai dengan baik. Tujuan
lembaga akan bisa tercapai dengan baik apabila disamping tenaga-tenaga itu
cerdas dan terampil juga dalam jumlah yang memadai. Dalam ilmu dan teknologi
selalu berkembang. untuk mengimbangi perkembangan ini perlu adanya pembinaan
pegawai. Sesuai dengan usia dan perkembangan lembaga akan selalu dibutuhkan
pegawai-pegawai baru, disamping pegawai-pegawai lama. Terhadap pegawai-pegawai
yang telah lama mengabdi, perlu adanya penghargaan. Disamping itu suatu ketika
bisa terjadi perubahan-perubahan, sehingga mungkin juga perlu adanya mutasi.
Semua hal diatas
itulah yang merupakan maslah-masalah yang harus ditangani dalam Administrasi
Personalia. Dengan demikian yang menjadi sasaran pembicaraan Administrasi
Personalia pada pokoknya ialah:
1. Perncanaan
pegawai (Personel Planing)
2. Pengadaan
pegawai (Recruitment)
3. Pembinaan
atau pengembangan pegawai (Personal Development)
4. Promosi
dan mutasi
5. Pemberhentian
pegawai
6. Pensiun
7. Kesejahteraan
pegawai
Hal-hal diatas
bisa dikelompokan kedalam tiga permasalahan, yaitu:
1. Permasalahan
perjanjian hubungan kerja
2. Permasalahan
pembinaan tenaga kerja
3. Permasalahan
pemutusan hubungan kerja
Kalau boleh kita
rumuskan secara singkat, ketiga permasalahan tersebut bisa dirumuskan kedalam
tiga kata, yaitu mencari-mendayagunakan-melepaskan pegawai (To Choose-To Use-To
Loose The Personnel).[2]
C. Tujuan
Administrasi Personalia
Seperti
disebutkan dalam definisi diatas tujuan Administrasi Personalia ialah untuk
mencapai tujuan yang telah ditentukan sebelumnya. Tujuan yang telah ditentukan
ini tidak lain ialah tujuan lembaga atau badan usaha. Tujuan ini berupa suatu
hasil, produk, ataupun produksi. Oleh karena itu Tujun ini disebut juga tujuan
yang berorientasi pada hasil (Production Oriented). Hasil atau produk
suatu lembaga atau badan usaha tidak mesti berupa barang, tapi dapat juga
berupa jasa, tenaga kerja (lembaga-lembaga pendidikan) atau juga berupa
peraturan-peraturan atau undang-undang (lembaga-lembaga legislatif).
Disamping tujuan
yang berupa hasil diatas. Dalam Administrasi Personalia masih ada tujuan lain
yang ingin dicapai. Tujuan ini disebutkan dalam definisi sebagai adanya
kepuasan hati pada diri para pekerja. Tujuan ini berorientasi pada manusia (kemanusiaan)
atau pekerja atau pegawai.[3]
Disamping itu
administrasi (manajemen) personalia memiliki tujuan tertentu yang berorientasi
pada optimalisasi system kerja dalam lembaga pendidikan. E. Mulyasa mengatakan
bahwa administrasi (manajemen) personalia atau tenaga kependidikan secara
efektif dan efisien guna mencapai hasil yang optimal namun dengan tetap dalam
kondisi yang menyenangkan.
Tujuan tersebut
mengupayakan adanya keseimbangan antara proses bekerja dengan situasi kerja.
Pendaya gunaan tenaga kependidikan secara efektif dan efisien tersebut
merupakan pemanfaatan tenaga sehingga bisa bekerja secara maksimal dan
produktif sekaligus menekan pemborosan. Pendayagunaan ini tidak bersifat
pemaksaan fisik tetapi lebih merupakan strategi kerja yang tetap
mempertimbangkan unsur-unsur manusiawi. Apalagi, tenaga keperndidikan tersebut
tetaplah manusia yang tidak bisa dismakan dengan mesin, sehingga membutuhkan
sentuhan-sentuhan rohani yang menyenangkan. Bahkan situasi yang menyenangkan
tersebut bisa meringankan beban kerja.[4]
Dengan demikian
tujuan Administrasi Personalia ialah mendaya gunakan tenaga pekerja atau
pegawai secara efektif dan efisien untuk mencapai hasil yang maksimal dengan
disertai pemeliharaan yang sebaik-baiknya hingga timbul rasa bahagia dan
sejahtera pada mereka.[5]
D. Kebijakan
dalam Personalia
Dalam rangka
penentuan penambahan atau sebaliknya secara umum bisa dikatakan, bahwa ada dua
kebijakan dalam hal ini. Kebijakan itu ialah :
1. Kebijakan
kepegawaian didasarkan pada kebutuhan atau yang disebut Need Oriented.
2. Kebijakan
kepegawaian berdasarkan pada anggaran biaya atau yang disebut Budget
Oriented.
Kebijakan
berdasarkan kebutuhan berarti, apabila suatu unit kerja mengalami perkembangan,
berarti beban kerja bertambah. Dengan demikian harus diadakan penambahan
pegawai tetapi sebaiknya apabila suatu unit kerja (usaha) mengalami kemunduran,
berarti beban kerja menyusut. Dalam hal ini maka diadakan penyusutan atau
pengurangan pegawai dalam istilah kepegawaian bisaa disebut “rasionalisasi”.
Kebijakan
berdasarkan anggaran berarti penentuan atau pengurangan pegawai didasarkan pada
anggaran biaya yang tersedia. Bila anggaran ada atau tersedia, maka boleh
mengadakan penambahan pegawai. Tetapi bila anggaran tidak tersedia maka tidak
diperbolehkan menambah pegawai.
Pada Negara-negara
yang sedang membangun sering terjadi, kebutuhan penambahan selalu meningkat.
Tetapi tidak didukung oleh anggaran biaya yang tersedia. Untuk mengatasi
kejadian ini maka ditempuh kebijakna yang disebut system penjatahan (allotmen
syistem), yaitu kepada setiap unit kerja (departemen) disediakan jumlah
anggaran tertentu dan dengan berdasarkan anggaran yang telah ditentukan
tersebut mengadakan penambalan pegawai.[6]
E. Prinsip Dasar Manajemen Personalia
Dalam lembaga pendidikan,
personalia (sumber daya manusia) terlebih kepala sekolah atau madrasah memiliki
peran vital sebagai puncak pimpinan tertinggi dan penanggung jawab pelaksanaan
otonomi pendidikan ditingkat sekolah atau madrasah, ia memiliki peran sentral
dalam pengelolaan personalia, yang harus dijadikan pedoman kepala sekolah atau
madrasah adalah:
a. Dalam
pengembangan sekolah atau madrasah, sumber daya manusia adalah komponen paling
beharga.
b. Sumber
daya manusia akan berperan secara optimal, jika dikelola dengan baik, sehingga
mendukung tercapainya tujuan institusi.
c. Kultur,
dan suasana organisasi sekolah atau madrasah, serta perilaku manajerialnya
sangat berpengarauh pada pencapaian tujuan pengembangan sekolah atau madrasah.
d. Manajemen
personalia disekolah atau madrasah pada prinsipnya mengupayakan agar setiap
warga (guru, stap administrasi, peserta didik, orang tua, dan stake holders)
dapat bekerja sama dan saling mendukung untuk mencapai tujuan sekolah atau
madrasah.
Apabila beberapa
prinsip dasar manajemen personalia ini telah dipahami dan dilaksanakan dengan
baik oleh kepala madrasah, maka besar harapan pencapaian tujuan sekolah atau
madrasah tersebut akan lebih mudah tercapai.
Aktivitas
mendasar yang berkenaan dengan semua personalia dilembaga pendidikan, sudah
selayaknya dikelola secara efektif. Sebab jika tidak, maka organisasi
pendidikan itu akan sulit berjalan dengan baik. Hal ini menunjukan bahwa SDM
menjadi salah satu factor penting dalam suatu organisasi, seperti lembaga
pendidikan. Oleh karena itu SDM perlu dikelola sebaik-baiknya agar dapat di
daya gunakan untuk kepentingan organisasi.[7]
BAB
III
PENUTUP
PENUTUP
A.
Kesimpulan
1. Administrasi
personalia
Ialah administrasi yang menangani masalah
kepegawaian dalam suatu badan usaha atau lembaga seperti perencanaan, pelaksanaan
dan pengontrolan tenaga kerja untuk tercapainya tujuan yang telah ditentukan
terlebih dahulu.
2. Ruang
lingkup Administrasi Personalia pada pokoknya ialah:
a. Perncanaan
pegawai (Personel Planing)
b. Pengadaan
pegawai (Recruitment)
c. Pembinaan
atau pengembangan pegawai (Personal Development)
d. Promosi
dan mutasi
e. Pemberhentian
pegawai
f. Pensiun
g. Kesejahteraan
pegawai
3. Tujuan
Administrasi Personalia
Ialah mendaya gunakan tenaga pekerja atau pegawai
secara efektif dan efisien untuk mencapai hasil yang maksimal dengan disertai
pemeliharaan yang sebaik-baiknya hingga timbul rasa bahagia dan sejahtera pada
mereka.
4. Kebijakan
dalam administrasi personalia ialah :
a. Kebijakan
kepegawaian didasarkan pada kebutuhan atau yang disebut Need Oriented.
b. Kebijakan
kepegawaian berdasarkan pada anggaran biaya atau yang disebut Budget Oriented.
5. Prinsip
Dasar Manajemen Personalia
a. Dalam
pengembangan sekolah atau madrasah, sumber daya manusia adalah komponen paling
beharga.
b. Sumber
daya manusia akan berperan secara optimal, jika dikelola dengan baik, sehingga
mendukung tercapainya tujuan institusi.
c. Kultur,
dan suasana organisasi sekolah atau madrasah, serta perilaku manajerialnya
sangat berpengarauh pada pencapaian tujuan pengembangan sekolah atau madrasah.
d. Manajemen
personalia disekolah atau madrasah pada prinsipnya mengupayakan agar setiap
warga (guru, stap administrasi, peserta didik, orang tua, dan stake holders)
dapat bekerja sama dan saling mendukung untuk mencapai tujuan sekolah atau
madrasah.
DAFTAR
PUSTAKA
Baharuddin
dan Makin, Manajemen Pendidikan Islam. Malang: UIN- Maliki Press, 2010.
Manulang
M, Administrasi Personalia.
Jakarta: Aksara Baru, 1974.
Qomar,
Mujamil, Manajemen Pendidikan Islam. Jakarta: Penerbit Erlanga, 2007.
[1] Manulang, Administrasi Personalia.(Jakarta:
Aksara Baru),hal
[2] Ibid, hal
[3] Ibid, hal
[4] Mujamil Qomar, Manajemen
Pendidikan Islam (Jakarta: Penerbit Erlanga, 2007) hal 129-130.
[5] Manulang., Administrasi Personalia. hal
[6] Ibid hal
[7] Baharuddin dan Makin, Manajemen
Pendidikan Islam (Malang: UIN- Maliki Press, 2010) hal 61-62