Laman

Jumat, 06 Mei 2016

ADMINISTRASI PENDIDIKAN Administrasi Personalia


BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar  Belakang Masalah
Pendidikan dipercaya sebagai alat strategis untuk meningkatkan taraf hidup manusia, karena melalui pendidikan ini manusia menjadi cerdas, memiliki skill, memiliki sikap hidup yang baik, sehingga dapat bergaul dengan baik di masyarakat dan dapat menolong diri sendiri, keluarga dan masyarakat. Pendidikan menjadi investasi yang memberi keuntungan, baik dalam kehidupan sosial maupun pribadi yang menjadikan bangsa ini bermanfaat dan menjadikan individunya menjadi manusia yang memiliki derajat. Oleh karena pendidikan, kemampuan manusia terus diasah agar memiliki ketajaman dalam memecahkan berbagai masalah dalam kehidupan sehari-harinya, sehingga memiliki kepribadian yang mandiri dan mampu bertanggung jawab, serta memiliki pemahaman, toleransi dan apresiasi terhadap orang lain.
Terbentuknya administrasi personalia ini diharapkan dapat diketahui dengan jelas dan obyektif kekuatan dan kelemahan pengelolaan maupun kegiatan pendidikan disekolahan umum dan madrasah baik negeri maupun swasta.

B.     Rumusan Masalah
1.      Apa pengertian Administrasi Personalia?
2.      Bagaimana ruang lingkup Administrasi Personalia?
3.      Apa tujuan Administrasi Personalia?
4.      Apa saja kebijakan dalam Administrasi Personalia?
5.      Apa prinsip dasar manajemen personalia?

C.    Tujuan Masalah
1.      Mengetahui Pengertian Administrasi Personalia.
2.      Mengetahui ruang lingkup Administrasi Personalia
3.      Mengetahui tujuan Administrasi Personalia.
4.      Mengetahui kebijakan dalam Administrasi Personalia
5.      Mengetahui prinsip dasar manajemen personalia.



BAB II
PEMBAHASAN

A.    Arti Administrasi Personalia
Administrasi Personalia terdiri dari dua kata Administrasi dan Personalia. Arti administrasi antara lain:
1.      Segenap proses penyelenggaraan dalam setiap usaha kerja sama sekelompok orang untuk mencapai tujuan tertentu (the liang gie).
2.      Keseluruhan proses kerja sama antara dua orang atau lebih yang berdasarkan rasionalitas tertentu untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan sebelumnya (siagran).
Personalia berasal dari kata personil atau personnel yang mempunyai arti yang sama, yang berarti pegawai. Sehingga Administrasi Personalia tidak lain adalah administrasi dalam bidang pegawai atau kepegawaian yaitu administrasi yang menangani masalah kepegawaian dalam suatu badan usaha atau lembaga seperti perencanaan, pelaksanaan dan pengontrolan tenaga kerja untuk tercapainya tujuan yang telah ditentukan terlebih dahulu. [1]

B.     Ruang lingkup Administrasi Personalia
Agar pegawai bisa bekerja secara efektif dan efisien, diperlukan pegawai-pegawai yang cukup cerdas dan terampil, untuk memperoleh pegawai yang cerdas dan terampil, perlu diadakan pencarian dan penyaringan calon-calon pegawai dengan baik. Tujuan lembaga akan bisa tercapai dengan baik apabila disamping tenaga-tenaga itu cerdas dan terampil juga dalam jumlah yang memadai. Dalam ilmu dan teknologi selalu berkembang. untuk mengimbangi perkembangan ini perlu adanya pembinaan pegawai. Sesuai dengan usia dan perkembangan lembaga akan selalu dibutuhkan pegawai-pegawai baru, disamping pegawai-pegawai lama. Terhadap pegawai-pegawai yang telah lama mengabdi, perlu adanya penghargaan. Disamping itu suatu ketika bisa terjadi perubahan-perubahan, sehingga mungkin juga perlu adanya mutasi.
Semua hal diatas itulah yang merupakan maslah-masalah yang harus ditangani dalam Administrasi Personalia. Dengan demikian yang menjadi sasaran pembicaraan Administrasi Personalia pada pokoknya ialah:
1.      Perncanaan pegawai (Personel Planing)
2.      Pengadaan pegawai (Recruitment)
3.      Pembinaan atau pengembangan pegawai (Personal Development)
4.      Promosi dan mutasi
5.      Pemberhentian pegawai
6.      Pensiun
7.      Kesejahteraan pegawai
Hal-hal diatas bisa dikelompokan kedalam tiga permasalahan, yaitu:
1.      Permasalahan perjanjian hubungan kerja
2.      Permasalahan pembinaan tenaga kerja
3.      Permasalahan pemutusan hubungan kerja
Kalau boleh kita rumuskan secara singkat, ketiga permasalahan tersebut bisa dirumuskan kedalam tiga kata, yaitu mencari-mendayagunakan-melepaskan pegawai (To Choose-To Use-To Loose The Personnel).[2]

C.    Tujuan Administrasi Personalia
Seperti disebutkan dalam definisi diatas tujuan Administrasi Personalia ialah untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan sebelumnya. Tujuan yang telah ditentukan ini tidak lain ialah tujuan lembaga atau badan usaha. Tujuan ini berupa suatu hasil, produk, ataupun produksi. Oleh karena itu Tujun ini disebut juga tujuan yang berorientasi pada hasil (Production Oriented). Hasil atau produk suatu lembaga atau badan usaha tidak mesti berupa barang, tapi dapat juga berupa jasa, tenaga kerja (lembaga-lembaga pendidikan) atau juga berupa peraturan-peraturan atau undang-undang (lembaga-lembaga legislatif).
Disamping tujuan yang berupa hasil diatas. Dalam Administrasi Personalia masih ada tujuan lain yang ingin dicapai. Tujuan ini disebutkan dalam definisi sebagai adanya kepuasan hati pada diri para pekerja. Tujuan ini berorientasi pada manusia (kemanusiaan) atau pekerja atau pegawai.[3]
Disamping itu administrasi (manajemen) personalia memiliki tujuan tertentu yang berorientasi pada optimalisasi system kerja dalam lembaga pendidikan. E. Mulyasa mengatakan bahwa administrasi (manajemen) personalia atau tenaga kependidikan secara efektif dan efisien guna mencapai hasil yang optimal namun dengan tetap dalam kondisi yang menyenangkan.
Tujuan tersebut mengupayakan adanya keseimbangan antara proses bekerja dengan situasi kerja. Pendaya gunaan tenaga kependidikan secara efektif dan efisien tersebut merupakan pemanfaatan tenaga sehingga bisa bekerja secara maksimal dan produktif sekaligus menekan pemborosan. Pendayagunaan ini tidak bersifat pemaksaan fisik tetapi lebih merupakan strategi kerja yang tetap mempertimbangkan unsur-unsur manusiawi. Apalagi, tenaga keperndidikan tersebut tetaplah manusia yang tidak bisa dismakan dengan mesin, sehingga membutuhkan sentuhan-sentuhan rohani yang menyenangkan. Bahkan situasi yang menyenangkan tersebut bisa meringankan beban kerja.[4]
Dengan demikian tujuan Administrasi Personalia ialah mendaya gunakan tenaga pekerja atau pegawai secara efektif dan efisien untuk mencapai hasil yang maksimal dengan disertai pemeliharaan yang sebaik-baiknya hingga timbul rasa bahagia dan sejahtera pada mereka.[5]  

D.    Kebijakan dalam Personalia
Dalam rangka penentuan penambahan atau sebaliknya secara umum bisa dikatakan, bahwa ada dua kebijakan dalam hal ini. Kebijakan itu ialah :
1.  Kebijakan kepegawaian didasarkan pada kebutuhan atau yang disebut Need Oriented.
2.  Kebijakan kepegawaian berdasarkan pada anggaran biaya atau yang disebut Budget Oriented.
Kebijakan berdasarkan kebutuhan berarti, apabila suatu unit kerja mengalami perkembangan, berarti beban kerja bertambah. Dengan demikian harus diadakan penambahan pegawai tetapi sebaiknya apabila suatu unit kerja (usaha) mengalami kemunduran, berarti beban kerja menyusut. Dalam hal ini maka diadakan penyusutan atau pengurangan pegawai dalam istilah kepegawaian bisaa disebut “rasionalisasi”.
Kebijakan berdasarkan anggaran berarti penentuan atau pengurangan pegawai didasarkan pada anggaran biaya yang tersedia. Bila anggaran ada atau tersedia, maka boleh mengadakan penambahan pegawai. Tetapi bila anggaran tidak tersedia maka tidak diperbolehkan menambah pegawai.
Pada Negara-negara yang sedang membangun sering terjadi, kebutuhan penambahan selalu meningkat. Tetapi tidak didukung oleh anggaran biaya yang tersedia. Untuk mengatasi kejadian ini maka ditempuh kebijakna yang disebut system penjatahan (allotmen syistem), yaitu kepada setiap unit kerja (departemen) disediakan jumlah anggaran tertentu dan dengan berdasarkan anggaran yang telah ditentukan tersebut mengadakan penambalan pegawai.[6]

E.      Prinsip Dasar Manajemen Personalia
Dalam lembaga pendidikan, personalia (sumber daya manusia) terlebih kepala sekolah atau madrasah memiliki peran vital sebagai puncak pimpinan tertinggi dan penanggung jawab pelaksanaan otonomi pendidikan ditingkat sekolah atau madrasah, ia memiliki peran sentral dalam pengelolaan personalia, yang harus dijadikan pedoman kepala sekolah atau madrasah adalah:
a.    Dalam pengembangan sekolah atau madrasah, sumber daya manusia adalah komponen paling beharga.
b.   Sumber daya manusia akan berperan secara optimal, jika dikelola dengan baik, sehingga mendukung tercapainya tujuan institusi.
c.    Kultur, dan suasana organisasi sekolah atau madrasah, serta perilaku manajerialnya sangat berpengarauh pada pencapaian tujuan pengembangan sekolah atau madrasah.
d.   Manajemen personalia disekolah atau madrasah pada prinsipnya mengupayakan agar setiap warga (guru, stap administrasi, peserta didik, orang tua, dan stake holders) dapat bekerja sama dan saling mendukung untuk mencapai tujuan sekolah atau madrasah.

Apabila beberapa prinsip dasar manajemen personalia ini telah dipahami dan dilaksanakan dengan baik oleh kepala madrasah, maka besar harapan pencapaian tujuan sekolah atau madrasah tersebut akan lebih mudah tercapai.
Aktivitas mendasar yang berkenaan dengan semua personalia dilembaga pendidikan, sudah selayaknya dikelola secara efektif. Sebab jika tidak, maka organisasi pendidikan itu akan sulit berjalan dengan baik. Hal ini menunjukan bahwa SDM menjadi salah satu factor penting dalam suatu organisasi, seperti lembaga pendidikan. Oleh karena itu SDM perlu dikelola sebaik-baiknya agar dapat di daya gunakan untuk kepentingan organisasi.[7] 


BAB III
PENUTUP

A.  Kesimpulan
1.      Administrasi personalia
Ialah administrasi yang menangani masalah kepegawaian dalam suatu badan usaha atau lembaga seperti perencanaan, pelaksanaan dan pengontrolan tenaga kerja untuk tercapainya tujuan yang telah ditentukan terlebih dahulu.
2.      Ruang lingkup Administrasi Personalia pada pokoknya ialah:
a.       Perncanaan pegawai (Personel Planing)
b.      Pengadaan pegawai (Recruitment)
c.       Pembinaan atau pengembangan pegawai (Personal Development)
d.      Promosi dan mutasi
e.       Pemberhentian pegawai
f.       Pensiun
g.      Kesejahteraan pegawai
3.      Tujuan Administrasi Personalia
Ialah mendaya gunakan tenaga pekerja atau pegawai secara efektif dan efisien untuk mencapai hasil yang maksimal dengan disertai pemeliharaan yang sebaik-baiknya hingga timbul rasa bahagia dan sejahtera pada mereka.
4.      Kebijakan dalam administrasi personalia ialah :
a.       Kebijakan kepegawaian didasarkan pada kebutuhan atau yang disebut Need Oriented.
b.      Kebijakan kepegawaian berdasarkan pada anggaran biaya atau yang disebut Budget Oriented.
5.      Prinsip Dasar Manajemen Personalia
a.       Dalam pengembangan sekolah atau madrasah, sumber daya manusia adalah komponen paling beharga.
b.      Sumber daya manusia akan berperan secara optimal, jika dikelola dengan baik, sehingga mendukung tercapainya tujuan institusi.
c.       Kultur, dan suasana organisasi sekolah atau madrasah, serta perilaku manajerialnya sangat berpengarauh pada pencapaian tujuan pengembangan sekolah atau madrasah.
d.      Manajemen personalia disekolah atau madrasah pada prinsipnya mengupayakan agar setiap warga (guru, stap administrasi, peserta didik, orang tua, dan stake holders) dapat bekerja sama dan saling mendukung untuk mencapai tujuan sekolah atau madrasah.



DAFTAR PUSTAKA

Baharuddin dan Makin, Manajemen Pendidikan Islam. Malang: UIN- Maliki Press, 2010.
Manulang M,  Administrasi Personalia. Jakarta: Aksara Baru, 1974.
Qomar, Mujamil, Manajemen Pendidikan Islam. Jakarta: Penerbit Erlanga, 2007.









[1] Manulang, Administrasi Personalia.(Jakarta: Aksara Baru),hal
[2] Ibid, hal
[3] Ibid, hal
[4] Mujamil Qomar, Manajemen Pendidikan Islam (Jakarta: Penerbit Erlanga, 2007) hal 129-130.
[5] Manulang.,  Administrasi Personalia. hal

[6] Ibid hal       
[7] Baharuddin dan Makin, Manajemen Pendidikan Islam (Malang: UIN- Maliki Press, 2010) hal 61-62

PENGANTAR FILSAFAT PLATO

BAB I
 PENDAHULUAN

A.  Latar Belakang
Filsafat / filosofi berasal dari kata Yunani yaitu philos (suka) dan sophia (kebijaksanaan), yang berarti  mencintai kebijaksanaan. Banyak para filosof yang lahir di Yunani dan mendirikan sekolah-sekolah filsafat, sealah satunya ialah Plato.Plato adalah salah satu filsuf dari barat yang hidup dalam periode gelap kehidupan politik Athena. Plato dilahirkan di Athena pada tahun 427 SM dan meninggal di sana pada tahun 347 SM dalam usia 80 tahun.
Filsafat Plato membahas tentang segi kehidupan manusia seperti pandangannya mengenai idea, etika, dan hubungan dengan negara. Semua karyanya berbentuk dialog, beberapa diantaranya memang ada yang berbentuk monolog virtual yang dibubuhi ungkapan kata seru. Ia adalah murid Sokrates yang setia. Sampai pada akhir hidupnya Sokrates tetap menjadi pujaannya.Sokrates baginya adalah seorang guru dan sahabat.Pemikiran Plato pun banyak dipengaruhi oleh Socrates. Sehingga dapat dikatakan sebagai penerus Sokrates.

B.  Rumusan Masalah
  1. Bagaimana biografi kehidupan Plato ?
  2. Bagaimana tentang idea?
  3. Bagaimana tentang etika ?
  4. Bagaimana tentang sebuah negara ?

C.  Tujuan Penelitian
1.      Untuk mengetahui biografi kehidupan Plato.
2.      Untuk mengetahui tentang idea.
3.      Untuk mengetahui tentang etika.
4.      Untuk mengetahui tentang sebuah negara.

BAB II
PEMBAHASAN

A.    Biografi Kehidupan Plato
Plato merupakan salah satu filsuf yang terlahir di Athena pada tahun427 SM, dan meninggal pada tahun 347 SMdi Athena pula pada usia 80 tahun. Ia berasal dari keluarga aritokrasi yang turun temurun memegang politik penting dalam politik Athena. Ia bercita-cita menjadi orang Negara, tapi  perkembangan politik dimasanya tidak memberi kesempatanpadanya untuk mengikuti jalan hidup yang diinginkannya itu.Namanya bermula Aristokles, Plato merupakan nama pemberian gurunya. Ia memperoleh nama itu karena bahunya yang lebar sepadan dengan badannya yang tinggi dan tegap raut mukanya, tubuhnya serta parasnya yang elok.[1]
Pelajaran yang diperolehnya dimasa kecil, selain pelajaran umum adalah menggambar dan melukisdisambung dengan belajar musik dan puisi.Dimasa itu Plato mendapat didikan dari guru-guru filosofi, pelajaran filosofi mula-mula diperolehnya dari Kratylos.Kratylos dahulunya adalah murid Herakleitosyang mengajarkan “semuanya berlalu” seperti air.Sejak umur 20 tahun Plato mengikuti pelajaran Sokrates dan pelajaran itulah yang memberikan kepuasan baginya.Pengaruh Sokrates makin hari makin mendalam padanya, ia menjadi murid Sokrates yang setia sampai pada akhir hidupnya Sokrates tetap menjadi pujaannya. Dalam segala karangannya yang berbentuk dialog, bersoal jawab. Sokrates kedudukannya sebagai pujangga yang menuntun, dengan cara begitu ajaran Plato tergambar keluar melalui mulut Sokrates. Setelah pandangan filosofinya sudah jauh menyimpang dan sudah lebih lanjut dari pandangan gurunya.Sokrates  digambarkannya sebagai guru bahasa isi hati riwayat di Athena yang tertindas karena kekuasaan yang saling berganti.
Hampir seluruh karya filsafat Plato menggunakan metode “Sokratik” yaitu metode yang dikembangkan oleh Sokrates yang dikenaldengan nama “metode dialektis”. Metode ini terwujud dalam suatu bentuk tanya jawab atau dialog sebagai salah satu bentuk dalam meraih kebenaran dan pengetahuan. Pada dasarnya Plato hanya mewarisi filsafat Sokrates, yang mana hanya mengenal nilai kesusilaan yang menjadi norma atau aturan dalam diri dan kehidupan manusia. Setelah Sokrates meninggal pada (399 SM) merupakan permulaan ia mengembara selama dua belas tahun. Ia pergi ke Megara dan menetap disitu, dirumah sahabatnya yang bernama Euklides. Disini ia mengarang dialog mengenai berbagai macam pengertian dalam masalah hidup, berdasarkan ajaran Sokrates.Dari Megara ia pergi ke Kyrena, dimana ia memperdalam pengetahuannya tentang matematik pada seorang guru yang bernama Theodoros, disana ia juga mengarang buku-buku dan mengajarkan filosofi.[2]
Kemudian ia pergi ke Italia Selatan dan terus ke Sirakusa di pulau Sisiria yang pada waktu itu diperintah oleh seorang tiran yang bernama Dionysios yang mengajak Plato tinggal di istananya. Pada akhirnya filsafat Plato membuat bosan Dionysios. Filsafat Plato dituding membahayakan bagi kerajaan. Akhirnya Plato ditangkap dan dijual sebagai budak di pasar, namun ia terkenal sebagai bekas murid dari Annikeris, dan kemudian ditebusnya. Peristiwa ini diketahui oleh sahabat dan pengikut Plato di Athena. Kemudian mereka mengumpulkan uang untuk mengganti harga penebus yang dibayar oleh Annikeris. Tapi, Annikeris menolak pergantian uang tersebut, dan akhhirnya uang tersebut digunakan untuk membeli sebidang tanah dan dijadikan lingkungan sekolah atau pondok yang sekitarnya terdapat kebun yang indah. Tempat itu diberi nama “Akademia”, dan disinilah sejak umur 40 tahun sampai meninggalnya umur 80 tahun.[3]
Plato mengajarkan filsafatnya dan mengarang tulisan – tulisan sepanjang masadan memusatkan pada Akademia sebagai guru dan pengarang.Plato menggunakan metode dialog sebagaimana Sokrates, dalam mengantarkan filsafatnya. Sistem tanya jawab diterapkannya kepada murid – muridnya. Suatu soal jawab dipecahkan bersama – sama oleh kelompok seorang murid, dan memberikan soal  jawab kepada kelompok lain untuk menjawab soal baru, seperti itulah salah satu metodenya, yang diajarkan di akademia.Plato tidak pernah menikah dan tidak punya anak sampai akhir hayatnya.

B.  Tentang Idea
1.    Idea - idea
Menurut pemikiran Plato dunia lahir adalah dunia pengalaman yang selalu berubah-ubah dan berwarna-warni.Semua itu adalah bayangan dari dunia idea.Sebagai bayangan, hakikatnya adalah tiruan dari yang asli, yaitu idea.Idea menurut paham Plato tidak saja pengertian jenis, tetapi juga bentuk dari kedaan yang sebenarnya.Idea bukanlah suatu suatu pikiran melainkan suatu realita.
Idea yang dimaksud oleh Plato bukanlah ide yang dimaksud oleh orang modern.Orang-orang modern berpendapat ide adalah gagasan atau tanggapan yang ada di dalam pemikiran saja. Menurut Plato idea tidak diciptakan oleh pemikiran manusia. Idea tidak tergantung pada pemikiran manusia, melainkan pikiran manusia yang tergantung pada idea. Tempat idea itu di dalam dunia yang lain. Segala pengetahuan adalah tiruan dari yang sebenarnya,yang timbul dari dalam jiwa sebagai ingatan kepada dunia yang asal.Di sini,jiwa muncul sebagai “penghubung”antara dunia idea dengan dunia ini. Karena melihat sesuatu, teringat oleh jiwa gambaran yang asal, yang diketahui sebelum ia turun kedunia. Pandangan hanya alasan untuk ingat kepada idea.Idea adalah citra pokok dan perdana dari realitas, nonmaterial, abadi, dan tidak berubah dan Idea sudah ada dan berdiri sendiri di luar pemikiran kitasaling berkaitan satu dengan yang lainnya.[4]

2.    Dunia Idea
Dunia idea adalah dunia yang hanya terbuka bagi rasio kita.Dalam dunia ini tidak ada perubahan, semua idea bersifat abadi dan tidak dapat diubah.Hanya ada satu idea “yang bagus”, “yang indah”.Di dunia idea semuanya sangat sempurna. Hal ini tidak hanya merujuk kepada barang-barang kasar yang bisa dipegang saja, tetapi juga mengenai pikiran, hasil buah Misalkan saja konsep mengenai "kebajikan" dan "kebenaran".
Dunia yang bertubuh adalah dunia yang dapat diketahui dengan pandangan dan pengalaman.Semua itu bergerak dan berubah senantiasa tidak ada yang tetap dan kekal. Dari pandangan dan pengalaman saja tidak akan pernah tercapai pengetahuan pengertian. Berhadapan dengan itu terdapat dunia yang tidak berubah dari pada idea, yang lebih tinggi tingkatnya dan yang menjadi objek dari pengetahuan pengertian apabila pengertian yang dituju itu memperoleh bentuknya yang tepat, ia tidak berubah-ubah lagi dan bertempat di dalam dunia idea. Idea itulah yang melahirkan pengetahuan yang sebenarnya. Dalam konsepsi Plato dunia yang bertubuh dan dunia yang tidak bertubuh tidak terpisah sama sekali. Menurut Plato pengertian yang sebanyak itu menunjukkan banyaknya jenis idea, idea yang tertinggi ialah kebaikan, sebagai tuhan yang membentuk dunia.Plato menyamakannya dengan matahari yang menyinari semuanya.Idea kebaikan adalah pokok, karena dunia idea tersusun menurut sistem teleologi.[5]

C.  Pemikiran Tentang Etika
Etika dalam bahasa yunani kuno ialah "ethikos"berarti "timbul dari kebiasaan"sesuatudi mana dan bagaimana cabang utama filsafat yang mempelajari nilai atau kualitas yang menjadi studi mengenai standar dan penilaianmoralEtika mencakup analisis dan penerapan konsep sepertibenar,baik,salah.
Plato memberikan perhatian yang besar padaaspek moral dan etika yang  menjalankansebuah negara bukan sekedar sebuah sistem. Masing-masingbentuk  negara menggambarkan bagaimana bentuk orang berkuasa secara etika.Plato memberikan dua macamajaran dalam hidup.[6]
1.      Plato mengajarkan bahwa manusia hendaknya mencapai hidup yang baik atau kebahagiaan. Dan menurut plato hidup yang baik tidak mungkin tercapai kecuali dalam polis (Negara). Agar dapat tercapai hidup yang baik dan bahagia dituntut pula Negara yang baik. Manusia tidak akan mencapai kebahagiaan jika hanya hidup sendiri.
2.      Plato mengajarkan sebuah pandangan mengenai hubungan antara jiwa manusia dan ide-ide. Jiwa manusia mempunyai kerinduan untuk kembali ke keadaan asalnya, pulang menuju kerajaan ide-ide. Hal itu dapat dicapai jika jiwa manusia semakin dikuasai oleh akal budiyang mana akanmengatur dan mengarahkan jiwa manusia terus-menerus pada ide yang baik. Dan membiarkan diri dipimpin oleh rasio dan membebaskan diri dari kekuatan irasional serta kesan-kesn yang semu mengenai realitas.
Hal ini bisa dilihat bagaimana perhatiannya terhadap keadilan, kebijaksanaan, dan nilai moral lainnya tidakbisa dilepaskan dalam pembahasan mereka  mengenai  kehidupan  manusia dalam politik bernegara.

D.  Pemikiran Sebuah Negara
Menurut Plato asal mula terbentuknya suatu negara karena adanya keinginan dan kebutuhan yang dapat terpenuhi apabila mereka bersatu dan bekerja sama, agar keterbatasan atau kekurangan mereka dapat terpenuhi. Maka dari itu sistem pelayanan dalam suatu negara harus dapat bertanggung jawab, saling membantu, menerima dan memberi serta dpat memperhatikan kebutuhan antar manusia. Menurut Plato Negara ideal menganut prinsip yang mementingkan kebajikan. Kebajikan menurut Plato adalah pengetahuan, apapun yang dilakukan atas nama Negara harus dengan tujuan untuk mencapai kebajikan. Atas dasar itulah kemudian Plato memandang perlunya kehidupan bernegara.
Plato menilai Negara yang mengabaikan prinsip kebajikan jauh dari Negara yang didambakan manusia, sehingga Negara yang ideal menurut Plato adalah Negara yang menjunjung tinggi kebajikan.Plato secara tegas menunjukkan simpati dan kekagumannya kepada sistem kenegaraan otoriter Sparta dan antipatinya kepada demokrasi.Plato menuduh kehancuran Athena disebabkan akibat demokrasi yang lemah dan disintegrasi serta tidak stabil.Negara ideal menurut Plato adalah City State, Negara yang tidak terlalu luas dan tidak terlalu kecil. Negara luas akan sulit untuk menjaganya sementara negara kecil akan sulit dipertahankan karena mudah untuk dikuasai.Tujuan dalam negara bagi Plato adalah untuk menciptakan kesenangan dan kebahagiaan, oleh sebab itu maka tugas negara adalah mengupayakan kesenangan manusia bisa tercipta, dengan menggunakan sistem pelayanan, dari rakyat untuk rakyat. Sedangkan fungsi negara adalah memfasilitasi apa yang menjadi kebutuhan manusia dalam bernegara. Negara akan tercapai dengan baik ketika raja atau penguasa ialah filosos atau filsafat menjadi raja.[7]
Menurut Plato negara ideal terbagi menjadi tiga tipe kelas masyarakat, sebagaimana sama dengan pembagian jiwa manusia, yang dikenal dengan nama “Plato’s Tripartite Theory of the Soul”. Kesamaan dari tiga pembagian ini dihubungkan oleh Plato sebagai berikut :[8]
1)      Kelas pemimpin/pembimbing (counsellor) ialah para cendekiawan atau para filsuf, yang sejajar dengan fikiran/akal manusia (nous).
2)      Kelas pembantu/penjaga (the state-assistants) ialah militer, yang sejajar dengan semangat/keberanian (thumos).
3)      Kelas penghasil (money makers), ialah para petani, pengusaha dan lainnya, yang sejajar dengan keinginan/kebutuhan (Epithuma).









BAB III
PENUTUP

A.      Kesimpulan
1.    Biografi Plato
Plato merupakan salah satu filsuf yang hidup di Athena pada tahun427 SM sampai 347 SM.Namanya bermula Aristokles, Hampir seluruh karya filsafat Plato menggunakan metode “Sokratik” yaitu metode Sokrates yang dikenal dengan nama “metodedialektis suatu bentuk tanya jawab.
2.    Idea-idea
Idea menurut paham Plato tidak saja pengertian jenis, tetapi juga bentuk dari keadaan yang sebenarnya.Idea yang dimaksud oleh Plato bukanlah ide yang dimaksud oleh orang modern.Idea adalah citra pokok dan perdana dari realitas, nonmaterial, abadi, dan tidak berubah dan Idea sudah ada dan berdiri sendiri di luar pemikiran kitasaling berkaitan satu dengan yang lainnya.
3.    Etika
Plato mengajarkan bahwa manusia hendaknya mencapai hidup yang baik atau kebahagiaan. Dan menurut plato hidup yang baik tidak mungkin tercapai kecuali dalam polis (Negara) danJiwa manusia mempunyai kerinduan untuk kembali ke keadaan asalnya, pulang menuju kerajaan ide-ide.
4.    Negara
Tujuan dalam negara bagi Plato adalah untuk menciptakan kesenangan dan kebahagiaan, oleh sebab itu maka tugas negara adalah mengupayakan kesenangan manusia bisa tercipta, dengan menggunakan sistem pelayanan, dari rakyat untuk rakyat. Sedangkan fungsi negara adalah memfasilitasi apa yang menjadi kebutuhan manusia dalam bernegara.Negara ideal menurut Plato adalah City State.

DAFTAR PUSTAKA

Hakim, Drs, Atang Abdul, M.A. dan Drs. Beni Ahmad Saebani, M.Si.Filsafat Umum dari Teologi sampai Teofilosofi.CV Pustaka Setia.Bandung : 2008.
Rapar,DR. J.H., Th.D., Ph.D, Filsafat Politik Plato, Rajawali,. Jakarta. 1991.
Hatta, Mohammad. Alam Pikiran Yunani.Universitas Indonesia Press.Jakarta : 1986.
Http://FilsafatPlato_Idejiwa_dan_Raga/aprillins.com.diakses :19 Nopember 2015.
Tjahjadi, Simon Petrus L. Petualangan intelektual.Kanisius.Yogyakarta : 2008.




[1]Petualangan intelektual, Simon Petrus L. Tjahjadi (Kanisius. Yogyakarta:2008.)hal. 47
[2]Filsafat Umum dari Teologi sampai Teofilosofi., Drs, Atang AbdulHakim, M.A. dan Drs. Beni Ahmad Saebani, M.Si. CV Pustaka Setia.Bandung : 2008. hal. 190
[3]Ibid. hal.196
[4]Petualangan intelektual, Simon Petrus L. Tjahjadi (Kanisius. Yogyakarta:2008.)hal. 48
[5]  Http://FilsafatPlato_Idejiwa_dan_Raga/aprillins.com.diakses :19 Nopember 2015
[6]Petualangan intelektual, Simon Petrus L. Tjahjadi (Kanisius. Yogyakarta:2008.)hal.55
[7]Filsafat Umum dari Teologi sampai Teofilosofi., Drs, Atang AbdulHakim, M.A. dan Drs. Beni Ahmad Saebani, M.Si. CV Pustaka Setia.Bandung : 2008. hal. 199
[8] Ibid. Hal. 200