Laman

Jumat, 06 Mei 2016

ADMINISTRASI PENDIDIKAN Administrasi Personalia


BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar  Belakang Masalah
Pendidikan dipercaya sebagai alat strategis untuk meningkatkan taraf hidup manusia, karena melalui pendidikan ini manusia menjadi cerdas, memiliki skill, memiliki sikap hidup yang baik, sehingga dapat bergaul dengan baik di masyarakat dan dapat menolong diri sendiri, keluarga dan masyarakat. Pendidikan menjadi investasi yang memberi keuntungan, baik dalam kehidupan sosial maupun pribadi yang menjadikan bangsa ini bermanfaat dan menjadikan individunya menjadi manusia yang memiliki derajat. Oleh karena pendidikan, kemampuan manusia terus diasah agar memiliki ketajaman dalam memecahkan berbagai masalah dalam kehidupan sehari-harinya, sehingga memiliki kepribadian yang mandiri dan mampu bertanggung jawab, serta memiliki pemahaman, toleransi dan apresiasi terhadap orang lain.
Terbentuknya administrasi personalia ini diharapkan dapat diketahui dengan jelas dan obyektif kekuatan dan kelemahan pengelolaan maupun kegiatan pendidikan disekolahan umum dan madrasah baik negeri maupun swasta.

B.     Rumusan Masalah
1.      Apa pengertian Administrasi Personalia?
2.      Bagaimana ruang lingkup Administrasi Personalia?
3.      Apa tujuan Administrasi Personalia?
4.      Apa saja kebijakan dalam Administrasi Personalia?
5.      Apa prinsip dasar manajemen personalia?

C.    Tujuan Masalah
1.      Mengetahui Pengertian Administrasi Personalia.
2.      Mengetahui ruang lingkup Administrasi Personalia
3.      Mengetahui tujuan Administrasi Personalia.
4.      Mengetahui kebijakan dalam Administrasi Personalia
5.      Mengetahui prinsip dasar manajemen personalia.



BAB II
PEMBAHASAN

A.    Arti Administrasi Personalia
Administrasi Personalia terdiri dari dua kata Administrasi dan Personalia. Arti administrasi antara lain:
1.      Segenap proses penyelenggaraan dalam setiap usaha kerja sama sekelompok orang untuk mencapai tujuan tertentu (the liang gie).
2.      Keseluruhan proses kerja sama antara dua orang atau lebih yang berdasarkan rasionalitas tertentu untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan sebelumnya (siagran).
Personalia berasal dari kata personil atau personnel yang mempunyai arti yang sama, yang berarti pegawai. Sehingga Administrasi Personalia tidak lain adalah administrasi dalam bidang pegawai atau kepegawaian yaitu administrasi yang menangani masalah kepegawaian dalam suatu badan usaha atau lembaga seperti perencanaan, pelaksanaan dan pengontrolan tenaga kerja untuk tercapainya tujuan yang telah ditentukan terlebih dahulu. [1]

B.     Ruang lingkup Administrasi Personalia
Agar pegawai bisa bekerja secara efektif dan efisien, diperlukan pegawai-pegawai yang cukup cerdas dan terampil, untuk memperoleh pegawai yang cerdas dan terampil, perlu diadakan pencarian dan penyaringan calon-calon pegawai dengan baik. Tujuan lembaga akan bisa tercapai dengan baik apabila disamping tenaga-tenaga itu cerdas dan terampil juga dalam jumlah yang memadai. Dalam ilmu dan teknologi selalu berkembang. untuk mengimbangi perkembangan ini perlu adanya pembinaan pegawai. Sesuai dengan usia dan perkembangan lembaga akan selalu dibutuhkan pegawai-pegawai baru, disamping pegawai-pegawai lama. Terhadap pegawai-pegawai yang telah lama mengabdi, perlu adanya penghargaan. Disamping itu suatu ketika bisa terjadi perubahan-perubahan, sehingga mungkin juga perlu adanya mutasi.
Semua hal diatas itulah yang merupakan maslah-masalah yang harus ditangani dalam Administrasi Personalia. Dengan demikian yang menjadi sasaran pembicaraan Administrasi Personalia pada pokoknya ialah:
1.      Perncanaan pegawai (Personel Planing)
2.      Pengadaan pegawai (Recruitment)
3.      Pembinaan atau pengembangan pegawai (Personal Development)
4.      Promosi dan mutasi
5.      Pemberhentian pegawai
6.      Pensiun
7.      Kesejahteraan pegawai
Hal-hal diatas bisa dikelompokan kedalam tiga permasalahan, yaitu:
1.      Permasalahan perjanjian hubungan kerja
2.      Permasalahan pembinaan tenaga kerja
3.      Permasalahan pemutusan hubungan kerja
Kalau boleh kita rumuskan secara singkat, ketiga permasalahan tersebut bisa dirumuskan kedalam tiga kata, yaitu mencari-mendayagunakan-melepaskan pegawai (To Choose-To Use-To Loose The Personnel).[2]

C.    Tujuan Administrasi Personalia
Seperti disebutkan dalam definisi diatas tujuan Administrasi Personalia ialah untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan sebelumnya. Tujuan yang telah ditentukan ini tidak lain ialah tujuan lembaga atau badan usaha. Tujuan ini berupa suatu hasil, produk, ataupun produksi. Oleh karena itu Tujun ini disebut juga tujuan yang berorientasi pada hasil (Production Oriented). Hasil atau produk suatu lembaga atau badan usaha tidak mesti berupa barang, tapi dapat juga berupa jasa, tenaga kerja (lembaga-lembaga pendidikan) atau juga berupa peraturan-peraturan atau undang-undang (lembaga-lembaga legislatif).
Disamping tujuan yang berupa hasil diatas. Dalam Administrasi Personalia masih ada tujuan lain yang ingin dicapai. Tujuan ini disebutkan dalam definisi sebagai adanya kepuasan hati pada diri para pekerja. Tujuan ini berorientasi pada manusia (kemanusiaan) atau pekerja atau pegawai.[3]
Disamping itu administrasi (manajemen) personalia memiliki tujuan tertentu yang berorientasi pada optimalisasi system kerja dalam lembaga pendidikan. E. Mulyasa mengatakan bahwa administrasi (manajemen) personalia atau tenaga kependidikan secara efektif dan efisien guna mencapai hasil yang optimal namun dengan tetap dalam kondisi yang menyenangkan.
Tujuan tersebut mengupayakan adanya keseimbangan antara proses bekerja dengan situasi kerja. Pendaya gunaan tenaga kependidikan secara efektif dan efisien tersebut merupakan pemanfaatan tenaga sehingga bisa bekerja secara maksimal dan produktif sekaligus menekan pemborosan. Pendayagunaan ini tidak bersifat pemaksaan fisik tetapi lebih merupakan strategi kerja yang tetap mempertimbangkan unsur-unsur manusiawi. Apalagi, tenaga keperndidikan tersebut tetaplah manusia yang tidak bisa dismakan dengan mesin, sehingga membutuhkan sentuhan-sentuhan rohani yang menyenangkan. Bahkan situasi yang menyenangkan tersebut bisa meringankan beban kerja.[4]
Dengan demikian tujuan Administrasi Personalia ialah mendaya gunakan tenaga pekerja atau pegawai secara efektif dan efisien untuk mencapai hasil yang maksimal dengan disertai pemeliharaan yang sebaik-baiknya hingga timbul rasa bahagia dan sejahtera pada mereka.[5]  

D.    Kebijakan dalam Personalia
Dalam rangka penentuan penambahan atau sebaliknya secara umum bisa dikatakan, bahwa ada dua kebijakan dalam hal ini. Kebijakan itu ialah :
1.  Kebijakan kepegawaian didasarkan pada kebutuhan atau yang disebut Need Oriented.
2.  Kebijakan kepegawaian berdasarkan pada anggaran biaya atau yang disebut Budget Oriented.
Kebijakan berdasarkan kebutuhan berarti, apabila suatu unit kerja mengalami perkembangan, berarti beban kerja bertambah. Dengan demikian harus diadakan penambahan pegawai tetapi sebaiknya apabila suatu unit kerja (usaha) mengalami kemunduran, berarti beban kerja menyusut. Dalam hal ini maka diadakan penyusutan atau pengurangan pegawai dalam istilah kepegawaian bisaa disebut “rasionalisasi”.
Kebijakan berdasarkan anggaran berarti penentuan atau pengurangan pegawai didasarkan pada anggaran biaya yang tersedia. Bila anggaran ada atau tersedia, maka boleh mengadakan penambahan pegawai. Tetapi bila anggaran tidak tersedia maka tidak diperbolehkan menambah pegawai.
Pada Negara-negara yang sedang membangun sering terjadi, kebutuhan penambahan selalu meningkat. Tetapi tidak didukung oleh anggaran biaya yang tersedia. Untuk mengatasi kejadian ini maka ditempuh kebijakna yang disebut system penjatahan (allotmen syistem), yaitu kepada setiap unit kerja (departemen) disediakan jumlah anggaran tertentu dan dengan berdasarkan anggaran yang telah ditentukan tersebut mengadakan penambalan pegawai.[6]

E.      Prinsip Dasar Manajemen Personalia
Dalam lembaga pendidikan, personalia (sumber daya manusia) terlebih kepala sekolah atau madrasah memiliki peran vital sebagai puncak pimpinan tertinggi dan penanggung jawab pelaksanaan otonomi pendidikan ditingkat sekolah atau madrasah, ia memiliki peran sentral dalam pengelolaan personalia, yang harus dijadikan pedoman kepala sekolah atau madrasah adalah:
a.    Dalam pengembangan sekolah atau madrasah, sumber daya manusia adalah komponen paling beharga.
b.   Sumber daya manusia akan berperan secara optimal, jika dikelola dengan baik, sehingga mendukung tercapainya tujuan institusi.
c.    Kultur, dan suasana organisasi sekolah atau madrasah, serta perilaku manajerialnya sangat berpengarauh pada pencapaian tujuan pengembangan sekolah atau madrasah.
d.   Manajemen personalia disekolah atau madrasah pada prinsipnya mengupayakan agar setiap warga (guru, stap administrasi, peserta didik, orang tua, dan stake holders) dapat bekerja sama dan saling mendukung untuk mencapai tujuan sekolah atau madrasah.

Apabila beberapa prinsip dasar manajemen personalia ini telah dipahami dan dilaksanakan dengan baik oleh kepala madrasah, maka besar harapan pencapaian tujuan sekolah atau madrasah tersebut akan lebih mudah tercapai.
Aktivitas mendasar yang berkenaan dengan semua personalia dilembaga pendidikan, sudah selayaknya dikelola secara efektif. Sebab jika tidak, maka organisasi pendidikan itu akan sulit berjalan dengan baik. Hal ini menunjukan bahwa SDM menjadi salah satu factor penting dalam suatu organisasi, seperti lembaga pendidikan. Oleh karena itu SDM perlu dikelola sebaik-baiknya agar dapat di daya gunakan untuk kepentingan organisasi.[7] 


BAB III
PENUTUP

A.  Kesimpulan
1.      Administrasi personalia
Ialah administrasi yang menangani masalah kepegawaian dalam suatu badan usaha atau lembaga seperti perencanaan, pelaksanaan dan pengontrolan tenaga kerja untuk tercapainya tujuan yang telah ditentukan terlebih dahulu.
2.      Ruang lingkup Administrasi Personalia pada pokoknya ialah:
a.       Perncanaan pegawai (Personel Planing)
b.      Pengadaan pegawai (Recruitment)
c.       Pembinaan atau pengembangan pegawai (Personal Development)
d.      Promosi dan mutasi
e.       Pemberhentian pegawai
f.       Pensiun
g.      Kesejahteraan pegawai
3.      Tujuan Administrasi Personalia
Ialah mendaya gunakan tenaga pekerja atau pegawai secara efektif dan efisien untuk mencapai hasil yang maksimal dengan disertai pemeliharaan yang sebaik-baiknya hingga timbul rasa bahagia dan sejahtera pada mereka.
4.      Kebijakan dalam administrasi personalia ialah :
a.       Kebijakan kepegawaian didasarkan pada kebutuhan atau yang disebut Need Oriented.
b.      Kebijakan kepegawaian berdasarkan pada anggaran biaya atau yang disebut Budget Oriented.
5.      Prinsip Dasar Manajemen Personalia
a.       Dalam pengembangan sekolah atau madrasah, sumber daya manusia adalah komponen paling beharga.
b.      Sumber daya manusia akan berperan secara optimal, jika dikelola dengan baik, sehingga mendukung tercapainya tujuan institusi.
c.       Kultur, dan suasana organisasi sekolah atau madrasah, serta perilaku manajerialnya sangat berpengarauh pada pencapaian tujuan pengembangan sekolah atau madrasah.
d.      Manajemen personalia disekolah atau madrasah pada prinsipnya mengupayakan agar setiap warga (guru, stap administrasi, peserta didik, orang tua, dan stake holders) dapat bekerja sama dan saling mendukung untuk mencapai tujuan sekolah atau madrasah.



DAFTAR PUSTAKA

Baharuddin dan Makin, Manajemen Pendidikan Islam. Malang: UIN- Maliki Press, 2010.
Manulang M,  Administrasi Personalia. Jakarta: Aksara Baru, 1974.
Qomar, Mujamil, Manajemen Pendidikan Islam. Jakarta: Penerbit Erlanga, 2007.









[1] Manulang, Administrasi Personalia.(Jakarta: Aksara Baru),hal
[2] Ibid, hal
[3] Ibid, hal
[4] Mujamil Qomar, Manajemen Pendidikan Islam (Jakarta: Penerbit Erlanga, 2007) hal 129-130.
[5] Manulang.,  Administrasi Personalia. hal

[6] Ibid hal       
[7] Baharuddin dan Makin, Manajemen Pendidikan Islam (Malang: UIN- Maliki Press, 2010) hal 61-62

Tidak ada komentar:

Posting Komentar