BAB
I
PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Pendidikan
adalah pilar kehidupan suatu bangsa.Semakin maju pendidikan suatu bangsa maka
semakin cerah dan terarah juga kesejahteraan masyarakat dari suatu bangsa itu
sendiri. Dengan begitu dapat juga sebagai pengontrol sejauh apa masyarakat
dalam merencanakan pelaksanaan pendidikan nasional.
Pendiikan
merupakan proses belajar mengajar yang dapat menghasilkan perubahan tingkah
laku yang diharapkan, segera setelah anak dilahirkan mulai terjadi proses
belajar pada diri anak dan hasil yang di peroleh adalah kemampuan menyesuaikan
diri dengan lingkungan dan pemenuhan kebutuhan.[1]
Pendidikan
tentu saja dilaksanakan karena mempunyai tujuan-tujuan tertentu.Dalam
pelaksanaannya, pendidikan juga mempunyai aturan dan batas untuk mengatur.
B.
Rumusan Masalah
1.
Apa definisi
dari Pendidikan dan Pengajaran?
2.
Apa saja batasan-batasan
Pendidikan?
3.
Apaperbedaan Pendidikan
dengan Pengajaran?
C.
Tujuan Masalah
1.
Untuk
mengetahui definisi dari Pendidikandan Pengajaran.
2.
Untuk
mengetahui batasan-batasan Pendidikan.
3.
Untuk
mengetahui perbedaan Pendidikan dengan Pengajaran.
BAB
II
PEMBAHASAN
PEMBAHASAN
A.
Pengertian
Pendidikan dan Pengajaran
1. Pendidikan
Pendidikan atau tarbiyah berasal dari kata
“rabaa-yarbuu-riban wa rabwah” yang berarti “berkembang, tumbuh, dan subur”.
Dalam Al Qur”an, kata “rabwah” berarti bukit-bukit yang tanahnya subur untuk
tanam-tanaman.
وَمَثَلُالَّذِينَيُنْفِقُونَأَمْوَالَهُمُابْتِغَاءَمَرْضَاةِاللَّهِوَتَثْبِيتًامِنْأَنْفُسِهِمْكَمَثَلِجَنَّةٍبِرَبْوَةٍأَصَابَهَاوَابِلٌفَآتَتْأُكُلَهَاضِعْفَيْنِفَإِنْلَمْيُصِبْهَاوَابِلٌفَطَلٌّوَاللَّهُبِمَاتَعْمَلُونَبَصِيرٌ
(٢٦٥).
Artinya: “Dan perumpamaan
orang-orang yang membelanjakan hartanya karena mencari keridhaan Allah dan
untuk keteguhan jiwa mereka, seperti sebuah kebun yang terletak di dataran
Tinggi yang disiram oleh hujan lebat, Maka kebun itu menghasilkan buahnya dua
kali lipat. jika hujan lebat tidak menyiraminya, Maka hujan gerimis (pun
memadai). dan Allah Maha melihat apa yang kamu perbuat”.(QS:Al Baqarah:265).
Dengan pengertian ini jelas bahwa mendidik atau “rabba”
bukan berarti “mengganti” (tabdiil) dan bukan pula berarti “merubah”
(taghyiir). Melainkan menumbuhkan, mengembangkan dan menyuburkan, atau lebih
tepat “mengkondisikan” sifat-sifat dasar (fithrah) seorang anak yang ada sejak
awal penciptaannya agar dapat tumbuh subur dan berkembang dengan baik.[2]
Dalam Kamus Besar Bahasa
Indonesia (KBBI) pendidikan berasal dari kata dasar didik (mendidik), yaitu:
memelihara dan memberi latihan (ajaran, pimpinan) mengenai akhlak dan
kecerdasan pikiran. Sedangkan pendidikan mempunyai pengertian: proses
pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau kelompok orang dalam usaha
mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan latihan, proses perbuatan,
cara mendidik.[3]
Sedangkan dalam Undang-undang RI Nomor 20 tahun 2003
tentang Sistem Pendidikan Nasional pada Bab I Pasal 1 dikemukakan, bahwa
Pendidikan adalah usaha sadar dan terrencana untuk mewujudkan suasana belajar dan
proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi
dirinya untuk memiliki kekuatan spritual keagamaan, pengendalian diri,
kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia serta keterampilan yang diperlukan
dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.
Maka dapat kita simpulkan, Pendidikan adalah
aktivitas dan usaha manusia untuk meningkatkan kepribadiannya dengan jalan
membina potensi-potensi pribadinya,yaitu rokhani (pikir,karsa.rasa,cipta dan
budinurani) dan jasmani (pancaindera serta keterampilan-keterampilan).[4]
2.
Pengajaran
Istilah “pembelajaran” sama
dengan “instruction atau “pengajaran”. Pengajaran mempunyai arti cara mengajar
atau mengajarkan. (Purwadinata, 1967, hal 22). Dengan demikian pengajaran
diartikan sama dengan perbuatan belajar (oleh siswa) dan Mengajar (oleh guru).
Kegiatan belajar mengajar adalah satu kesatuan dari dua kegiatan yang searah.
yang dimaksudkan agar terjadi kegiatan secara optimal.
Dengan kata lain bahwa
Pengajaran adalah proses, perbuatan, cara mengajar atau mengajarkan perihal
mengajar, segala sesuatu mengenai mengajar, peringatan (tentang pengalaman,
peristiwa yang dialami atau dilihatnya). (Dariyanto S.S, Kamus Bahasa
Indonesia, 1997. Pengajaran berlangsung sebagai suatu proses yang saling
mempengaruhi antara guru dan siswa.[5]
B.
Batasan-batasan
Pendidikan
Dalam
pelaksanaan sebuah pendidikan, ada hal-hal yang membatasi.Batas-batas
Pendidikan dapat diartikan sebagai ketidakmampuan atau ketidakberdayaan
pendidikan dalam melakukan tugas-tugas pendidikan. Batas-batas yang
mempengaruhi pendidikan tersebut adalah sbb:
1.
Pendidik
Pendidik
adalah orang dewasa yang bertanggung jawab membimbing seorang anak untuk
mencapai kedewasaanya.Yang dimaksud pendidik disini adalah orang tua dan guru.
Keduanya memiliki peran yang sama penting dalam membantu proses pencapaian
kedewasaan anak. Orang tua tentu saja memegang peran utama dalam proses ini,
karena orang tua merupakan tempat pertama dan utama bagi seorang anak untuk
bertinteraksi dengan pendidikan. Ketika anak berada di sekolah, orang tua
memiliki keterbatasan dalam melakukan pendidikan terhadap anak. Untuk itulah
guru melakukan peran pengganti sebagai orang tua yang akan melaksanakan pendidikan
bagi anak, di sekolah.[6]
2.
Aspek pribadi
anak didik
Anak
didik adalah sosok manusia/individu.Kondisi inilah yang membatasi sebuah
pendidikan.Berhasil atau tidaknya suatu pendidikan, sangat tergantung pada
seberapa jauh anak didik mampu menerima pendidikan yang diberikan.Anak didik
harus diakui keberadaannya.Mereka tidak bisa begitu saja diperintah untuk
mengikuti keinginan kita. Kita harus dapat memasuki dunia mereka, sehingga kita
dapat mengetahui apa yang mereka inginkan dan mereka sukai. Dengan demikian
proses pendidikan akan bisa berlangsung dengan baik dan dapat mencapai tujuan
yang diharapkan.
3.
Alat pendidikan
Alat
pendidikan merupakan suatu perbuatan atau situasi yang dengan sengaja diadakan
untuk mencapai suatu tujuan pendidikan.Alat pendidikan digunakan untuk mendidik
anak secara pedagogis. Misalnya jika seorang ibu membersihkan dan merapikan
rumah setiap hari dalam rangka memberikan kenyamanan bagi keluarganya, maka ia
telah menyediakan lingkungan pendidikan (keluarga). Jika ibu ini menggunakan
kegiatan membersihkan rumah ini untuk menasehati anaknya agar menjaga
kebersihan karena merupakan bagian dari keimanan, maka memberikan nasehat
merupakan alat pendidikan, dan kondisi rumah yang bersih merupakan alat bantu
pendidikan.[7]
Macam-macam
alat pendidikan jika ditinjau dari wujudnya dapat berupa:
a.
Perbuatan
pendidik, dapat berupa teladan, perintah, pujian, teguran, ancaman, hukuman.
b.
Benda-benda
sebagai alat bantu seperti, meja kursi belajar, papan tulis, penghapus, kapur
tulis, buku, pena, dll.
4.
Waktu
pelaksanaan
Pada
saat anak usia dini, hubungan anak dengan pendidik belum disebut sebagai
kegiatan pendidikan melainkan baru dalam proses/taraf pembiasaan. Karena anak
usia dini masih bersifat serba menerima, mereka belum memahami apa itu
perintah, aturan, norma dan lain sebagainya. Kegiatan pembiasaan tersebut
merupakan langkah awal yang dilakukan oleh pendidik untuk mencapai kedewasaan
seorang anak atau disebut juga dengan pendidikan pendahuluan.Perbedaan
pendidikan pendahuluan dengan pendidikan sebenarnya adalah ketika terjadi
hubungan wibawa antara pendidik dan anak didik. Jadi pendidikan yang sebenarnya
bukan merupakan kebiasaan melainkan terjadi ketika hubungan wibawa itu ada,
ketika anak telah mampu menerima petunjuk dan perintah bukan hanya atas dasar
ikut-ikutan atau meniru orang lain.
5.
Aspek tujuan
Tujuan
pendidikan adalah mengantarkan anak untuk mencapai kedewasaan.Tujuan pendidikan
dibagi kedalam 2 tujuan, secara mikro dan makro.Tujuan pendidikan secara mikro
adalah untuk menjadikan anak didik menjadi dewasa.Sedangkan secara makro yaitu
menyiapkan manusia supaya lebih bermanfaat bagi kehidupan pribadi dan
bangsanya. Anak dikatakan mencapai kedewasaannya apabila dia sudah bisa dan
mampu berdiri sendiri tanpa bantuan orang lain baik secara biologis, psikologis,
ekonomi dan sosial.[8]
6.
Aspek lingkungan
Lingkungan
tempat dimana kita bertempat tinggal dan mendapatkan pendidikan merupakan
lingkungan pendidikan. Lingkungan disekitar anak dapat dibedakan menjadi 4
macam:
a.
Lingkungan alam fisik, Lingkungan ini
merupakan lingkungan berupa alam disekitar kita seperti tumbuhan, hewan, udara,
rumah dll.
b.
Lingkungan
budaya, berupa kebudayaan, ilmu pengetahuan, teknologi, adat istiadat, bahasa,
seni dan lain-lain.
c.
Lingkungan sosial, berupa hubungan interaksi
antar individu yang hidup bermasyarakat dan saling membutuhkan satu sama lain,
termasuk didalamnya tentang sikap, perilaku, norma antar setiap individu.
d.
Lingkungan
spiritual, berupa lingkungan agama, keyakinan yang dianut masyarakat yang ada
disekitar kehidupan dia.
Manakala
faktor-faktor tersebut ada yang tidak mendukung, maka disitulah sering terjadi
kendala bagi diberlangsungkannya proses pendidikan. Sebagai contoh bakat dan
minat anak yang tidak ada pada suatu bidang ajar, atau intelejensi anak yang
rendah untuk materi ajar yang memerlukan kecerdasan, atau kondisi fisik anak
yang tidak mendukung untuk mata ajar yang memerlukan kesempurnaan fisik, atau
psikis anak yang labil, atau back ground anak dari keluarga yang tidak mampu,
broken home, berasal dari masyarakat yang tidak peduli terhadap pendidikan,
atau lingkungan sekolah yang diselenggarakan berada jauh dibawah ukuran
standard (baik manajemen, pembelajaran dan fasilitasnya), maka semuanya itu
menjadi pembatas bagi dilangsungkannya pendidikan bagi anak tersebut.
C.
Perbedaan
Pendidikan dengan Pengajaran
1.
Perbedaan
Pendidikan dan Pengajaran
Perbedaan
antara pendidikan dan pengajaran terletak pada prosesnya.Pendidikan lebih
mengarah pada upaya-upaya kepada seseorang untuk bertindak.Sedangkan pengajaran
itu lebih kompleks lagi, mengarah pada tujuan akhirnya yaitu seseorang dapat
bertingkah laku baik atau memiliki kepribadian yang baik.
Didalam
pendidikan prosesnya tidak hanya sekedar pentransferan ilmu semata,namun ada
proses penggalian potensi,peningkatan diri menuju kedewasaan mental serta bimbingan
dari seorang guru. Sedangkan dalam pengajaran hanya pentransferan ilmu saja
sehingga tidak ada kewajiban seorang pengajar untuk memperbaiki akhlak peserta
didik,sehingga apabila seseorang telah mendapat suatu ilmu maka tugas seorang
guru telah selesai.[9]
2.
Hubungan
Pendidikan dengan Pengajaran
Dalam
arti sempit pendidikan adalah pengajaran yang diselenggarakan umumnya di
sekolah sebagai lembaga pendidikan dan dapat diketahui bahwa pengajaran
hanyalah salah satu usaha yang hanya dilakukan melalui pendidikan dalam
mendidik anak didiknya.
Pendidik
dalam rangka pengajaran dituntut untuk melakukan kegiatan yang bersifat
edukatif dan ilmiah.Oleh karena itu, peran pendidik tidak hanya sebagai
pengajar, tetapi sekaligus sebagai pembimbing yaitu sebagi wali yang memabantu
anak didik mengatasi kesulitan dalam studynya dan pemecahan bagi permasalahan
lainnya. Bila usaha-usaha selain pengajaran amat kurang dilakukan disekolah,
kiranya dapat diduga hasil pendidikan tidak akan sempurna. Artinya, pendidikan
tidak akan berhasil dalam mengembangkan anak didik secara utuh dan maksimal.[10]
A.
Kesimpulan
1.
Pendidikan adalah aktivitas dan usaha manusia untuk
meningkatkan kepribadiannya dengan jalan membina potensi-potensi pribadinya,yaitu
rokhani (pikir,karsa.rasa,cipta dan budinurani) dan jasmani (pancaindera serta
keterampilan-keterampilan).
2.
Batas-batas
Pendidikan yakni: ketidakmampuan atau ketidakberdayaan pendidikan dalam
melakukan tugas-tugas pendidikan. adapun Batas-batas yang mempengaruhi
pendidikan tersebut adalah sbb:
a.
Pendidik,
yakni: orang dewasa(orang tua dan guru) yang bertanggung jawab membimbing
seorang anak untuk mencapai kedewasaanya.
b.
Anak didik,
yaitu; aspek pribadi anak didik tersebut.
c.
Alat pendidikan,
yaitu: merupakan suatu perbuatan atau situasi yang dengan sengaja diadakan
untuk mencapai suatu tujuan pendidikan.
d.
Waktu pelaksanaan
pendidikan tersebut.
e.
Aspek tujuan
pendidikan.
f.
Aspek
lingkungan, yakni: lingkungan sekitar dimana kita bertempat tinggal.
3.
Perbedaan
antara pendidikan dan pengajaran terletak pada prosesnya. Pendidikan lebih
mengarah pada upaya-upaya kepada seseorang untuk bertindak. Sedangkan
pengajaran itu lebih kompleks lagi, mengarah pada tujuan akhirnya yaitu
seseorang dapat bertingkah laku baik atau memiliki kepribadian yang baik.
DAFTAR
PUSTAKA
Hamalik, Oemar. Proses Belajar
Mengajar, Jakarta: PT Bumi Aksara, 2001.
Tim Dosen FIP-IKIP Malang, Pengantar Dasar-dasar
Pendidikan, Surabaya: Usaha Nasiaonal, 2003.
Tim Redaksi Kamus Besar Bahasa
Indonesia, Kamus
Besar Bahasa Indonesia Edisi Ketiga , Jakarta:Balai Pustaka,
2003.
http://adheriaayum13.blogspot.com/2013/05/perbedaan-pendidikan-dan-pengajaran.html.
http://blog.umy.ac.id/karyaku/2010/11/22/arti-pendidikan-dan-batas-batas-pendidikan.html.
https://ekapuspitahandayani.wordpress.com/2012/04/24/pengertian-pembalajaran-pengajaran-pemelajar-dan-peembelajar.html.
http://irasaffaghira.blogspot.com/2013/11/tujuan-batasan-dan-kemungkinan.html.
[1]Tim Dosen FIP-IKIP Malang, Pengantar Dasar-dasar
Pendidikan (Surabaya: Usaha Nasiaonal, 2003) h. 9.
[2]
http://blog.umy.ac.id/karyaku/2010/11/22/arti-pendidikan-dan-batas-batas-pendidikan.html
(diakses: tanggal 20 Feb 2016)
[3]Tim Redaksi
Kamus Besar Bahasa Indonesia, Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Ketiga
,(Jakarta:Balai Pustaka, 2003) h. 523.
[4]Tim Dosen FIP-IKIP Malang, Pengantar Dasar-dasar
Pendidikan. h7.
[5]
https://ekapuspitahandayani.wordpress.com/2012/04/24/pengertian-pembalajaran-pengajaran-pemelajar-dan-peembelajar.html
(diakses: tanggal 20 Feb 2016)
[6]http://irasaffaghira.blogspot.com/2013/11/tujuan-batasan-dan-kemungkinan.html
(diakses: tanggal 20 Feb 2016)
[7]Ibid.
[8] Oemar Hamalik,ProsesBelajar
Mengajar,(Jakarta: PT Bumi Aksara, 2001) h. 80.
[9]http://adheriaayum13.blogspot.com/2013/05/perbedaan-pendidikan-dan-pengajaran.html(diakses:
tanggal 20 Feb 2016)
[10]Ibid.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar